Minggu, 24 Februari 2008

SMA 1 Slawi dan SMP 1 Magelang Juara Kompetensi Kelas Imersi

SEMARANG - Peserta asal SMA 1 Slawi dan SMP 1 Magelang memenangi lomba kompetensi kelas imersi yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P & K) Jawa Tengah, 22-23 November lalu. Mereka mengungguli para peserta lain yang merupakan utusan sekolah program rintisan kelas imersi se-Provinsi.

Pada jenjang SMA, SMA 1 Slawi mengungguli SMA 1 Pati, SMA 4 Surakarta, SMA 1 Magelang, SMA 2 Purwokerto, dan SMA 1 Cilacap. Sementara itu, SMA 1 Magelang mengungguli SMP 2 Klaten, SMP 5 Semarang, SMP 2 Rembang, SMP 2 Purwokerto, dan SMP 3 Pati.

Wakil Kepala Dinas P & K Gatot Bambang Hastowo mengungkapkan kegembiraannya melihat prestasi para siswa yang mengikuti lomba kompetensi itu. Para siswa, ujar dia, tidak saja fasih berbahasa Inggris tetapi juga menunjukkan prestasi bagus dalam berbagai mata pelajaran.

"Yang menarik, prestasi tidak didominasi utusan dari sekolah-sekolah di Semarang. Banyaknya pemenang dari luar Kota ATLAS menunjukkan kualitas pendidikan di Jateng kian merata," tuturnya.

Hardjono SPd, guru SMA 4 Surakarta, menyatakan prestasi siswa memang berani diadu dengan kelas nonimersi yang pembelajarannya menggunakan bahasa Indonesia. Rata-rata siswa berprestasi di sekolahnya datang dari kelas imersi. "Selain input-nya sudah bagus, siswa kelas imersi memiliki motivasi tinggi untuk berprestasi."

Tolok Ukur

Jasman Indradno dari Subdin Renbang Dinas P & K Jateng yang menangani proyek ini mengemukakan, lomba itu merupakan salah satu alat untuk mengukur keberhasilan kelas imersi. Kemampuan para peserta lomba menggunakan bahasa Inggris merupakan tolok ukur pencapaian itu.

"Lebih spesifik, lomba itu bertujuan mengetahui kemampuan berbahasa Inggris siswa, khususnya menyangkut materi listening, speaking, reading, dan writing," papar Jasman.

Selain itu, lomba juga untuk mengukur kemampuan penguasaan materi pelajaran dalam bahasa Inggris serta mengembangkan pengetahuan, wawasan, dan sikap belajar dalam kelas imersi yang dinamis dan kompetitif.

Sumber : Suara Merdeka

Sabtu, 23 Februari 2008

Tahu Home Made Slawi

Sejak kasus pemakaian formalin dalam tahu, tahu yang berasal dari negeri Cina ini turun pamor. Orang lebih berhati-hati menyantap olahan kedelai yang gurih-gurih sedap ini. Sekali ini saya harus menyerah pada selera. Akibat kangen setengah mati menyantap tahu yang lembut, gurih, panas mengepul plus menggigit cabai rawit. Wah!
Bangun pagi tiba-tiba saya teringat tahu goreng. Ya, mungkin gara-gara beberapa hari yang lalu saya gagal mencicipi tahu Kediri yang uenaak tenan di Jl. Pajajaran, Bogor lantaran kiosnya pindah. Bisa jadi ini dendam kesumat karena gara-gara kasus formalin saya agak jarang menyantap tahu. Menjelang siang, saat menikmati hari libur di seputar BSD tiba-tiba mata saya melihat papan nama besar dengan warna kuning mencolok RM ‘Murni Slawi’. Langsung rencana menyantap nasi pecel Madiun saya batalkan.
Rumah makan yang berlokasi di Jl. Rawa Buntu, tak jauh dari Techno Park ini berukuran sedang. Di sisi kana nada 8 meja dan di bagian dalam ada 4 meja dengan bangku-bangku kayu. Wajan besar yang ada di depan berisi potongan tahu yang sedang digoreng. Guriih sedap menggelitik lidah. Tahu Slawi memang merupakan makanan andalan dari daerah Slawi, Tegal. Slawi, adalah nama ibukota kabupaten Tegal. Kecuali tahu Slawi juga tersohor akan teh poci yang nasgitel alias ‘panas legi kentel’. Di depan warung terdapat tulisan besar ‘Tahu Slawi, Sup Buntut, Martabak Lebaksiu’.
Tak ada daftar menu tetapi Ny. H.Musa Abdullah, sang pemilik yang langsung menyapa saya dengan ramah. Saking rindu berat dengan tahu, saya memesan 20 buah tahu slawi, dan karena saya lihat hampir semua orang menikmati sup buntut, maka saya juga memesan semangkuk sup buntut. Saat bu Haji berpromosi soal kulit tipis dan renyah si martabak khas Lebaksiu, sayapun jadi tergoda. Jadilah saya memesan seporsi martabak Super.
Sambil menunggu saya menikmati pilus (potongan kecil adonan kanji yang digoreng) dan marning jagung yang asli Tegal (keras-keras renyah). Sup buntut mengepul disajikan dalam mangkuk, berisi potongan wortel, tomat dan irisan daun bawang yang royal sekali. Saat menghirup kuahnya terasa sekali sup buntut ini terbuat dari buntut sapi local. Aroma lemaknya tidak tajam dan tidak ada lapisan lemak yang menggenang di keliling mangkuk. Dagingnya sangat empuk dan gurih, kaldunya bening. Saat diaduk dengan air jeruk plus sambal rawit, rasanya makin segar. Pas sebagai pembuka acara brunch saya. Ternyata 20 buah tahu Slawi memang terlalu banyak karena disajikan dalam 2 piring. Jadi terpaksa 10 buah saya minta dibungkus. Tahunya sangat lembut, berwarna kuning muda dengan adonan aci atau kanji. Biasanya tahu Slawi memakai topping kanji yang keras bahkan nyaris mirip lem goreng. Tapi kali ini saya benar-benar puas. Lapisan kanjinya renyah, tidak keras, dengan kadar keasinan yang pas dengan tahu plus sedikit aroma bawang. Waktu dikunyah dengan cabai rawit segar, hmmm sangat sedap! Sayang sekali saya tak sempat mencicip tahu pletok. Tahu yang diiris membujur tipis dengan sedikit adonan ac dan digoreng kering.
Ternyata promosi bu Haji Musa untuk martabak Lebaksiu-nya tak mengecewakan. Martabaknya kecokelatan, dengan isi tebal dan lapisan kulit yang tipis renyah. Seperti martabak kubang, martabak ini disantap dengan kuah kecap yang pedas manis dan acar mentimun wortel. Nyam…nyam gurih renyah! Rumah Makan yang dikelola oleh Haji Musa Abdullah ini asalnya dari industri tahu Slawi yang tak jauh dari rumah makan. Kecuali tahu, mereka membuat tauco, dan susu kedelai yang di pasarkan ke berbagai pasar swalayan dengan merk ‘Tahu Murni Slawi’. Saat pulang sayapun membeli 20 buah tahu Slawi yang segar untuk oleh-oleh. Harga yang dipatok oleh bu Haji juga tak mahal. Sepotong tahu Slawi goreng Rp. 900,00 per buah. Untuk yang segar Rp. 800,00. Semangkuk sup buntut Rp. 17.000,00 dan martabak Super Rp. 20.000,00. Lain kali saya ingin mampir lagi untuk mencicip tahu pletok, tempe mendoan dan membeli tauco olahan pak Haji Musa.








Sumber : murni.com

MULADI : Tidak Tepat BI Gugat KPK ke MK

Pakar hukum yang juga Gubernur Lemhanas, Muladi, menyatakan tidak tepat jika Bank Indonesia (BI) mengajukan Sengketa Kewenangan Lembaga Negara (SKLN) dengan KPK ke Mahkamah Konstitusi (MK), karena KPK sebagai penegak hukum."BI tidak tepat mengajukan kewenangan KPK itu. Hal tersebut berlaku untuk siapa saja," katanya seusai acara Temu Wicara Golkar-MK, di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (15/2).Menurut dia, KPK itu merupakan lembaga penegakkan hukum yang memiliki kewenangan khusus pula, sedangkan kedudukan BI bukanlah sebagai penegak hukum."Jadi apa yang dilakukan KP itu sudah benar," katanya.Ia mengatakan kewenangan KPK itu memiliki spirit untuk memberantas korupsi dengan menghilangkan semua kendala kewenangan spesifik. "KPK sebagai super body harus menghilangkan semua kendala itu," katanya.Mengenai terbitnya UU BI yang lebih baru (2004) daripada UU KPK pada 2002, dikatakan, itu tidak menjadi masalah."Tetapi yang jelas kewenangan KPK itu, spririt untuk memberantas korupsi dengan menghilangkan semua kendala," katanya.Sebelumnya dilaporkan, Bank Indonesia (BI), Jumat mengajukan Sengketa Kewenangan Lembaga Negara (SKLN) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ke Mahkamah Konstitusi (MK).Pengajuan tersebut diajukan oleh Gubernur BI, Burhanudin Abdullah, yang dilakukan oleh kuasa hukumnya, A. Dani Saliswijaya dan Ismail Berdan, yakni, "Permohonan Pemeriksaan terhadap Sengketa Kewenangan Lembaga Negara Antara BI dan KPK".Kuasa hukum BI, Ismail Berdan, mengatakan kedatangannya ke MK untuk mengajukan SKLN antara BI dengan KPK."Pasalnya ada pertentangan antara Undang-Undang (UU) BI dengan UU KPK. Hingga kami meminta untuk ada menguji kesahihannya," katanya.Ia menyebutkan di dalam UU BI menyebutkan bahwa gubernur BI jika akan diperiksa maka harus mendapat izin Presiden, sedangkan UU Nomor 30/2002 tentang KPK untuk pemeriksaan tidak perlu izin Presiden.Pasal 46 UU No 30 Tahun 2002 menyebutkan, "KPK tidak terikat pada prosedur khusus dalam rangka pemeriksaan tersangka dalam peraturan perundang-undangan lain, termasuk surat izin dari Presiden." Kemudian, Pasal 49 UU BI menyebutkan, "Dalam hal anggota Dewan Gubernur patut diduga telah melakukan tindak pidana, pemanggilan, permintaan keterangan, dan penyidikan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Presiden." Sementara itu, ratusan karyawan Bank Indonesia (BI) juga berkumpul di halaman Gedung BI untuk menyatakan sikapnya atas penahanan dua pejabat BI, Oey Hoey Tiong dan Rusli Simanjuntak oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).Dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh Ketua Ikatan Pegawai BI, Dian Ediana Rey menyebutkan, seluruh jajaran karyawan BI senantiasa menghormati proses hukum terkait masalah penggunaan dana YPPI termasuk di dalamnya memenuhi setiap panggilan yang diperlukan dalam pemeriksaan.Selain itu menurut Dian, jika diperlukan seluruh jajaran BI siap menjamin bahwa setiap pegawai BI yang diperiksa oleh pihak berwenang akan selalu bersikap kooperatif sehingga tidak ada alasan untuk penahanan.Ditegaskan Dian, seluruh jajaran karyawan BI akan tetap bekerja secara profesional dalam menjalankan tugas yang diamanatkan negara dalam rangka mempertahankan stabilitas makro ekonomi dan stabilitas sistem keuangan.

Selasa, 19 Februari 2008

MA Periksa Hakim Pengadilan Slawi

Dalam kasus lain sejenis, para terdakwa justru dihukum. Putusan hakim PN Slawi sangat kontras dengan tuntutan jaksa.

Mahkamah Agung (MA) memang tengah getol memburu “hakim-hakim nakal”. Ketua Muda Bidang Pengawasan MA Djoko Sarwoko mengatakan, MA saat ini tengah menunggu hasil pemeriksaan dari Pengadilan Tinggi Jawa Tengah terhadap majelis hakim Pengadilan Negeri Slawi, Tegal yang memeriksa perkara korupsi pengadaan buku pengajaran sekolah. “Waktu Raker sudah saya bilang pada Ketua PT Jawa Tengah,” kata Djoko Sarwoko, di ruang kerjanya, Selasa (18/12).

Djoko melihat keganjilan dalam penanganan perkara ini. Dalam kasus lain yang sama di Sleman dan Sukoharjo, terdakwa tidak lepas dari jeratan hukum. Majelis hakim PN Slawi malah membebaskan terdakwa lantaran tidak terbukti ada pelanggaran pengadaan barang seperti didakwakan JPU. Amar bebas dijatuhkan terhadap lima terdakwa yang tersandung proyek pengadaan buku wajib 1,5 juta eksemplar dari PT Balai Pustaka (PT BP) senilai Rp35 miliar.

Sekadar mengingatkan, pada 27 November lalu PN Slawi memutus bebas lima terdakwa perkara korupsi. Tiga dari kelima terdakwa adalah pejabat dan mantan pejabat setempat, sementara dua terdakwa lain adalah karyawan PT Balai Pustaka. Mereka didakwa lantaran dokumen fiktif dan penggelembungan harga buku pada proyek pengadaan buku teks wajib mata pelajaran pokok sekolah tingkat dasar dan menengah pertama Kabupaten Tegal.

Putusan majelis Slawi ini, menurut Djoko cukup kontras dengan tuntutan Jaksa. Dalam kasus Slawi, JPU menuntut enam tahun untuk AK Halim, sementara empat terdakwa lain, Karnoto Hadi, Burhanudin Imam Sutrisno,Teddy Koesnady, dan Murod Irawan masing-masing empat tahun penjara. “Saya sudah pesan dengan hakimnya, kasus balai pustaka ini pembuktiannya sangat mudah,” ujar Djoko.

Majelis hakim yang diketuai HL Tobing dengan anggota masing-masing Suswanti, Slamet, Sudar, dan FX Heru Santoso, dalam amar putusannya menyatakan perbuatan kelima terdakwa dalam proyek pengadaan buku wajib untuk SD/Madrasah Ibtidaiyah dan SMP/Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tegal pada 2004 silam telah tepat dan sesuai dengan aturannya, yakni Keppres No.80/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa. Sekadar informasi, hakim HL Tobing dan Suswanti tercatat pernah menangani perkara tiga orang kepala desa yang tertangkap main judi.

Dalam uraian amar putusan, majelis hakim Slawi menilai bahwa perbuatan para terdakwa tidak melanggar Pasal 2 Ayat (1) junto pasal 18 Undang-undang No 31/1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dalam Undang-undang No 20/ 2001 junto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP tentang tindak pidana korupsi junto pasal 64 ayat (1) KUHP.

Majelis berpendapat, biaya royalti harus dimasukkan ke dalam rincian selain price list. Bahkan dalam pengadaan buku tersebut PT BP malah belum menerima pembayaran sekitar Rp3,5 miliar dari total nilai proyek Rp35 miliar. Itu sebabnya majelis membebaskan para terdakwa. Kala itu, jaksa DF Wuwungan menyatakan kasasi atas putusan hakim.

Bidang Pengawasan MA memang terus menggalakkan pemeriksaan hakim-hakim yang dilaporkan atau dinilai bermasalah. Hasilnya? Awal Desember ini, MA melansir telah memecat enam orang hakim karena antara lain terbukti menerima suap. Djoko enggan mengungkap identitas para hakim yang dipecat. Ia hanya menyebutkan para hakim itu bertugas di pengadilan di wilayah Indonesia Timur. Salah satunya Ketua PN kelas IA. Seorang Wakil Ketua Pengadilan Tinggi langsung dipecat karena sudah berstatus tersangka.

Sumber : hukum online

SMAN I Slawi Ukir Prestasi Gemilang

SMAN I Slawi layak berbangga atas prestasi yang selama ini mereka ukir. Tak kurang dari 22 prestasi telah dipersembahkan siswa-siswinya sepanjang tahun 2005-2006, baik tingkat lokal, provinsi dan bahkan nasional. Fakta prestasi ini, nyatanya telah mendapatkan apresiasi tersendiri dari Bupati Tegal, H Agus Riyanto, SSos MM.

Plt Kepala Sekolah SMAN I Slawi, Dra Sri Redjekiningsih mengakui, bahwa sepanjang 2005-2006 SMA-nya memang telah meraih sekitar 22 prestasi oleh para anak didiknya. Prestasi yang berhasil diraih pun berasal dari berbagai cabang kompetisi, dari mulai akademik, seni, olah raga dan yang lainnya. "Siswa-siswi SMA N I Slawi memang boleh dibilang berprestasi. Sebab, terkumpul setidaknya 22 prestasi sepanjang 2005-2006 dari berbagai cabang perlombaan, tingkat lokal, provinsi maupun nasional. Tahun 2005, siswa kami, Gilang Prakosa berhasil menjadi Juara I Tingkat Nasional untuk Lomba Gemar Baca Tulis, Lalu Juara III Lomba Menulis Proposal Fakultas Kedokteran UGM Tahun 2006, Juara I Olimpiade Statistik di ITS Surabaya Tahun 2006, Juara I Kompetensi Kelas Imersi tingkat Jateng 2006, juga Juara I Lomba Nasyid tingkat Jateng 2005, Juara Harapan II Lomba Karya Ilmiah Ekonomi di IPB tingkat Jawa Bali dan Sumatra dan yang paling aktual adalah masuk 15 besar tingkat nasional Lomba Matematika di UI Januari 2007 kemarin," ungkap Sri.

Atas prestasi ini pula, Jumat kemarin, 30 siswa berprestasi SMAN I Slawi menghadap Bupati Tegal untuk melakukan audiensi. Dalam kesempatan audiensi yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas P dan K Kabupaten Tegal, Drs Sartono MM, Bupati menyatakan apresiasinya terhadap apa yang telah ditorehkan oleh siswa-siswi SMAN I Slawi tersebut. "Saya iri dengan prestasi kalian. Kalian semua adalah pahlawan. Pahlawan dalam arti tidak hanya mau menunggu prestasi dari atas atau dari ratu adil, tetapi mau berjuang dan berkorban untuk meraih prestasi. Seperti halnya kemerdekaan negara Indonesia yang dapat diraih, selain karena rahmat Allah, adalah juga berkat perjuangan dan pengorbanan pahlawan. Semoga kalian bisa menjadi contoh teladan bagi generasi muda yang lain untuk tidak bersantai-santai atau menunggu prestasi tetapi harus berusaha dan bekerja keras," puji Bupati.

Sebagai bukti apresiasinya tersebut, Bupati bahkan menjanjikan memberikan bantuan kepada SMAN I Slawi. Dikatakan Bupati, bantuan itu antara lain pemberian satu buah laptop, beberapa kipas angin dan uang tunai Rp 5.000.000,- untuk pembelian buku perpustakaan. Selain itu, untuk para juara tingkat nasional, Bupati menjanjikan pemberian beasiswa.

Pencuri Televisi di Slawi Tewas Ditembak

Tarmo (35) dan Rosidin (30), pencuri spesialis barang elekronik diringkus jajaran Kepolisian Resor Slawi, Jawa Tengah. Polisi terpaksa menembak mati Rosidin karena nekat melawan. Sedangkan Tarmo hanya terluka di bagian kaki kiri. Kedua pencuri itu diduga adalah anggota komplotan penjahat yang telah beraksi di 31 tempat, mulai dari Slawi, Brebes, Pemalang, sampai Kebumen. "Kami masih mencari enam anggota gerombolan penjahat lain," kata Kapolres Slawi Ajun Komisaris Besar Polisi M. Iriawan, baru-baru ini.

Tarmo dan Rosidin ditangkap ketika bersama enam kawannya hendak mengangkut televisi ke dalam mobil bernomor polisi G-7910 B dari sebuah rumah di kawasan Bojong. Warga yang berada di sekitar rumah itu langsung mengejar mereka. Kontan, komplotan tadi berloncatan keluar dari mobil tanpa membawa hasil rampokan. Warga yang mengetahui identitas para pencuri segera melapor ke polisi. Tarmo dan Rosidin terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas karena mencoba kabur saat diciduk di rumahnya.

Source : Liputan 6 SCTV

Juara Olimpiade Statistik dari Slawi

Dalam babak final yang mengundang sepuluh besar peserta dari berbagai daerah di Indonesia, tiga siswa dari SMA Negeri I Slawi berhasil meraih juara pertama, ketiga dan harapan II. Jatim yang hanya diwakili dua sekolah, masing-masing SMA Negeri I Surabaya (Juara Harapan I) dan SMA Negeri I Ponorogo (finalis). Juara II diraih oleh SMA Semesta Semarang, sedang finalis lainnya masing-masing dari SMA Negeri I Martapura, SMA Negeri III Jambi, SMA Negeri I Kalianda, Lampung Selatan, dan SMA Negeri I Pringsewu, Lampung.

Dra Agnes Tuti Rumiati M.Sc, Rabu (13/12) siang, usai memberikan hadiah mengatakan, Olimpiade Statistik yang baru pertama digelar ini bertujuan untuk menarik minat tenaga muda dalam meningkatkan kemampuan berfikir statistik serta menyukai data, sehingga kelak ketika mereka ingin melakukan perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan kegiatan, terbiasa menggunakan dukungan data dan analisis objektif, relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Lomba ini telah berhasil memberikan pemahaman kepada generasi muda akan pentingnya sebuah data didalam menentukan perencanaan, mengambil kebijakan dan lainnya. Paling tidak dari karya tulis dan soal potensi akademik yang telah mereka kerjakan menunjukkan hal itu, papar Agnes.

Karena itu, kata Agnes menambahkan, olimpiade statistik terus akan digelar tiap tahun bersama-sama BPS, Jurusan Statistika ITS, STIS, dan ISI. Tahun depan kami berharap pesertanya akan lebih banyak lagi,� harapnya.

Dalam olimpiade ini, mereka yang keluar sebagai juara pertama hingga harapan dua, dapat diterima sebagai mahasiswa ITS Jurusan Statistik melalui jalur PMDK atau Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Disamping hadiah uang masing-masing Juara I sebesar empat juta, Juara II tiga juta, Juara III dua juta, dan Juara Harapan I-II, masing-masing Rp 1 juta, sedang finalis lainnya yang tidak mendapatkan juara memperoleh sumbangan uang untuk pembelian buku masing-masing sebesar 500 ribu rupiah.

Peduli Siswa Miskin
Tika Widyaningtyas, Siswi SMAN 1 Slawi, yang berhasil meraih Juara I dengan mengambil judul Pengaruh Dana Peduli Pendidikan terhadap Tingkat Kehadiran Siswa Miskin berkesimpulan, bantuan dana pendidikan terbukti efektif memacu kehadiran siswa kurang mampu di sekolahnya. �Saya tertarik untuk meneliti manfaat dana peduli pendidikan di sekolah kami. Karena, saya melihat adanya perubahan setelah diterapkan dana bantuan tersebut,�� ungkap siswi kelahiran Brebes, 20 November 1989. Dana peduli pendidikan (DPP) adalah dana sumbangan suka rela, semacam infaq, yang dikumpulkan oleh siswa dan guru setiap harinya.
Lebih lanjut, Tika menandaskan, DPP diterapkan karena pemerintah tidak mampu membantu keseluruhan siswa miskin yang ada di sekolah Tika. Menurut data BPS, sebagaimana dikutip Tika, terdapat 32, 67 persen penduduk miskin di Tegal. �Di sekolah saya, terdapat 200 siswa tidak mampu. Sebanyak 150 mengajukan permintaan keringanan SPP. Sayangnya, dari 150 permintaan tersebut yang bisa dipenuhi oleh pemerintah hanya 64 siswa saja, tegasnya.

Dengan adanya DPP, imbuh Tika, sisa siswa miskin yang tak terjangkau oleh pemerintah akhirnya terbantu. Dan saya ingin membuktikan bahwa DPP mempengaruhi semangat belajar mereka, imbuh sulung dari dua bersaudara yang akan menggunakan kesempatan untuk kuliah di Jurusan Statistika ITS dari hadiah yang diterimanya sebagai Juara I.

Minggu, 03 Februari 2008

Seputar Korupsi di Slawi

Selasa, 18 Desember 2007
SLAWI (NP) – Kepala kejaksaan negeri (Kajari) Slawi Wisnu Baroto SH MH dinilai sebagai ‘banci’, karena tidak serius mengusut dugaan korupsi penjualan tanah bengkok Desa Dukuh Salam, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Meskipun Kades Dukuh Salam Teguh Mulyadi sudah ditahan, namun kasus penjualan tanah bengkok itu tidak diusut. Penilaian Kajari sebagai ‘banci’ itu dilontarkan puluhan massa yang tergabung dalam Komite Independen Pemantau Parlemen dan Pemerintah (Kipmentah) Kabupaten Tegal saat menggelar aksi demo di kejakasaan negeri (Kejari) Slawi, Selasa (18/12).Aksi demo yang dilakukan Kipmentah ke Kajari Slawi itu menyoal penahanan Kades Dukuh Salam, terkait dugaan penjualan tanah bengkok yang dinilai tidak prosedural sehingga sarat kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).Massa Kipmentah berorasi secara bergantian sambil mengusung pamflet yang isinya menghujat adanya aktor di balik penjualan tanah bengkok Dukuh Salam, Bagas Prakoso (mantan Kabag Pemerintahan Kabupaten Tegal) dan Abdullah Musa (pengusaha).“Kenapa hanya Kadesnya yang ditahan Kejari. Sedangkan Bagas dan Adbullah Musa tidak ditahan,” kata Ahmad Sarbini aktivis Kipmentah dalam orasinya.Hal senada juga dikatakan Anggota Kipmentah, Irwan. Menurutnya, Kajari Slawi yang sebelumnya menjabat di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seharusnya bersikap lebih tegas. Tetapi ternyata setelah tugas di Slawi, tak ubahnya hanya sebagai ibu PKK.Kajari Slawi, lanjut dia, tidak berani menahan aktor di balik penjualan itu karena diduga telah menikmati uang ratusan juta rupiah. “Kajari itu ‘banci’. Yang dijadikan tumbal hanya Kades,” ujar Ahmad Sarbini.Dikatakan, selama Tahun 2007, praktek tindak pidana korupsi (Tipikor) di Kabupaten Tegal semakin tidak terkendali. Sehingga harapan masyarakat agar Tipikor ditekan dan para pelakuknya ditindak dan dihukum seberat-beratnya tidak tercapai.Hanya sebatas harapan kosong yang menjadi mimpi belaka.Menurut Kipmentah, pemberantasan korupsi nampaknya tidak mendapat tempat di hati dan pikiran para pejabat eksekutif, legeslatif dan yudikatif di Kabupaten Tegal. Itu terlihat dari sangat minimnya upaya-upaya yang dilakukan dalam menekan dan meminimalisir praktek Tipikor di lingkungan masing-masing.“Kejari Slawi sebagai salah satu instansi penegak hukum yang diamanati untuk mengambil langkah kongkret, tegas dan berani, ternyata rapornya masih merah. Lebih tragis, Kejari Slawi malah belepotan dengan isu korupsi itu sendiri,” ujar Ahmad Sarbini.Kipmentah mensinyalir adanya upaya dari pelaku Tipikor yang menyusup ke kejaksaan. Sehingga kejaksaan tidak mampu buka mulut tentang para terdakwa, seperti pada kasus buku teks wajib Balai Pustaka (BP), dugaan korupsi Kali Brungut dan Komisi Pemilihan Umum daerah (KPUD).Begitu juga kepada Kades Dukuh Salam Teguh Mulyadi yang telah dikunci rapat oleh para pejabat yang terlibat sehingga dijadikan tumbal. Padahal masyarakat sudah mengerti siapa yang seharusnya diseret ke kursi pesakitan.Sementara itu Kajari Slawi, Wisnu Baroto SH MH menjawab tudingan itu mengungkapkan, seseorang dijadikan tersangka harus disertai alat bukti yang cukup, bukan asal tangkap. Pihaknya harus hati-hati sebelum punya bukti yang cukup.“Kita tidak akan memfitnah orang. Percayakan saja kepada kami, pasti akan ditindaklanjuti,” terangnya RH
Source : Kipmentah






Poci Asli Slawi

Kenikmatan teh akan lebih terasa apabila di minum dengan menggunakan tempat aslinya “POCI”
Tersedia:
1 set Poci polos coklat muda (1 poci, 2 mug + pan bulat), harga = Rp. 30000,- /set
1 set Poci polos coklat kehitaman (1 poci, 2 mug + pan bulat), harga = Rp. 45000,- /set
1 set Poci polos melamik (1 poci, 2 mug + pan bulat), harga = Rp. 60000,- /set
1 set Poci bermotif (1 poci, 2 mug + pan bulat), harga = Rp. 120000,- /set
1 set Poci bermotif sudah dipakai 1th (1 poci, 2 mug + pan bulat), harga = Rp. 250000,- /set

Sate Glompong Slawi

Meskipun terkenal dengan teh, Slawi bukan merupakan dataran tinggi dengan hawa dingin dengan banyak kebun teh. Slawi merupakan daerah yang dekat dengan Pantura sehingga suhunya cenderung panas dengan kontur tanah yang landai tidak berbukit-bukit.Selain teh, Slawi juga terkenal dengan Sate Glompong-nya. Seperti halnya warung sate kambing lainnya, menu lain yang tersedia disini adalah gulai kambing dan sup kambing. Sate kambingnya cukup empuk, karena sebagaimana sate tegal, dibuat dari kambing muda (bawah lima bulan).Rasa sate kambingnya juga cukup lezat, karena dagingnya yang selalu segar. Demikian juga dengan sup kambingnya, yang terutama terdiri dari daging ‘tetelan’ tulang. Namun, untuk gulai kambingnya, mungkin bagi mereke yang berasal dari Jawa Tengah bagian timur, agak kurang kental. Tetapi, enak juga kok.Sate kambing Glompong buka di Jalan Raya Selatan Banjaran, sekitar 3km dari Slawi arah Tegal, tepat didepan pabrik teh Dua Tang, dari jam 10:00 hingga jam 21:00 WIB. Sebenarnya, warung sate ini merupakan cabang yang di Kota Banjaran,di Jalan Raya Barat Banjaran dekat pasar, lampu merah Banjaran ke Barat, yang dikelola oleh generasi penerus pak Glompong yang lain.Keistimewaan lain di warung sate ini adalah anda bisa minta sate yang anda pesan terdiri dari daging saja, seperti yang selalu kami lakukan. Meminta daging tanpa lemak, karena pada umumnya sate kambing didaerah ini selalu terdapat satu potong lemak untuk setiap tusuknya.Nah, sekarang bagaimana dengan harganya? Mungkin sate Glompong adalah yang paling murah dibanding yang lain. 25 tusuk sate, 3 porsi nasi putih, 3 es teh manis, 2 porsi sup kambing cukup dengan 47 ribu rupiah saja. Mau coba?

Tahu Plethok Slawi

Tahu Plethok Ciri Khas Slawi Kenyal dan GurihHANYA dengan uang Rp 350, kita bisa menikmati tahu plethok buat ngemil atau pelengkap makan. Makanan ini juga cocok untuk oleh-oleh atau buah tangan ketika melancong ke tempat saudara maupun teman.Dilihat dari segi bentuknya, makanan khas Tegal ini ternyata tidak seperti tahu biasa yang terdapat di beberapa kota seperti Solo, Yogyakarta maupun Semarang. Tahu ini berbentuk segitiga berisi masakan tepung yang oleh masyarakat setempat lebih dikenal dengan sebutan aci (jenis masakan dari tepung yang disisipkan dalam tahu-Red)."Tahu itu dikenal dengan nama tahu plethok. Rasanya gurih dan renyah," ujar Agus Santoso (31) ketika ditemui Suara Merdeka saat membeli tahu tersebut di salah satu jalan protokol Kota Slawi.Pria asal Semarang ini mengemukakan, tahu plethok menjadi makanan khas Slawi. Bahkan, bila ada orang menyebut tahu plethok pasti akan menyebut daerah Slawi sebagai pusatnya. Tidak jarang jika dia setiap pergi ke Kabupaten Tegal selalu menyempatkan diri untuk membeli tahu tersebut.Untuk mencari jenis makanan dari bahan tahu, selain tahu plethok, juga ada jenis lain yaitu tahu aci. Apa sih beda keduanya? Seorang produsen tahu plethok Wono Wijoyo (46) yang membuka toko oleh-oleh Randu Alas Jl Dr Soetomo Slawi mengemukakan, kedua jenis makanan itu sama-sama menggunakan bahan baku aci."Cuma tahu aci itu tambahan aci-nya lebih banyak, sedangkan tahu plethok bahan aci-nya sekadar pelengkap dan bukan bahan utama. Penggorengannya pun lain, tahu plethok lebih lama. Karena itu, tahu plethok lebih kering dibandingkan dengan tahu aci," tutur dia ketika ditemui di kediamannya.Dia mengaku memulai menekuni bisnis tahu sejak 1956. Dia mengatakan, jenis tahu yang diproduksi sangat berbeda dengan jenis tahu lain, seperti tahu asal Sumedang atau tahu dari wilayah timur.Kunir"Tahu kami tidak memakai bahan pengawet dan zat pewarna lain. Sebagai pelengkap hanya menggunakan kunir. Dalam mencetak pun dipres dua kali hingga air bibit kedelai itu habis. Kebanyakan pembuatan tahu lain hanya satu kali setelah itu dipotong-potong."Tak mengherankan, bila tahu yang dihasilkan padat dan kenyal. Bumbunya pun tidak macam-macam, hanya menggunakan tepung, merica, dan garam. Ketika ditanya mengenai bahan baku, dia menjawab, selama memproduksi tahu lebih banyak menggunakan kedelai impor. Jenis kedelai itu, ucapnya, jika dibuat tahu hasilnya lebih banyak dibandingkan dengan kedelai lokal."Ya memang kedelai impor lebih super. Selisih harganya pun relatif tipis. Kedelai impor Rp 2.500/kg dan kedelai lokal Rp 2.400/kg. Nah jika tidak ada barang, saya kemudian mencampur dengan kedelai lokal."Sebagai produsen tahu, Wono ternyata juga mengemas dalam bentuk lain yang langsung bisa dikonsumsi pembeli. Selain tahu plethok, dia juga membuat tahu aci, tahu goreng, kerupuk tahu, dan jenis lain. Dia menyatakan omzet penjualan produksi tahunya Rp 100.000 per hari. Bahkan, jumlah itu bisa meningkat pada hari libur dan hari besar."Bila hari libur, kami sampai delapan kali masak. Padahal, hari-hari biasa hanya mampu dua sampai tiga kali masak dengan satu kali masak tiga ratus dua puluh biji," tuturnya.(Wawan Hudiyanto-14)

Jumat, 01 Februari 2008

Slawi adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia, selain itu Slawi juga merupakan ibu kota Kabupaten Tegal. Slawi berbatasan dengan Kecamatan Adiwerna di utara, Kecamatan Pangkah di timur, Kecamatan Balapulang di selatan dan Kecamatan Jatibarang (Kabupaten Brebes) di barat.

Slawi terkenal dengan produksi teh dan budaya moci (Minum Teh Poci). Meskipun terkenal dengan teh, Slawi bukan merupakan dataran tinggi dengan hawa dingin dengan banyak kebun teh. Slawi merupakan daerah yang dekat dengan Pantura sehingga suhunya cenderung panas dengan kontur tanah yang landai tidak berbukit-bukit.

Mata pencaharian penduduknya antara lain bertani, pegawai negeri, industri logam, dan industri rumah tangga yang meliputi industri perkayuan (perabotan kayu jati), tekstil (tenun sarung Tradisional), shuttle cock dan lain-lain. Slawi merupakan kota di mana cikal bakal pabrik teh terkemuka di Indonesia yaitu Sosro berada,dan terdapat pabrikan obat Pilkita.

Kebudayaan lainnya yang dapat ditemukan di Slawi adalah wayang kulit dan batik tradisional. Ada pula industri kerajinan tangan dan industri logam.

Tempat-tempat menarik di Slawi

Alun-alun Kota Slawi
Alun-alun Kota Slawi
Stasiun Slawi
Stasiun Slawi
  • Alun-alun Kota Slawi, berupa taman dengan air mancur yang sangat besar, ramai di hari Minggu pagi dan malam minggu berlokasi di depan halaman pendopo kabupaten Tegal Bahari.
  • Monumen Perjuangan GBN (Procot)
  • Ruko Slawi di pusat kota
  • Pasar Baru Slawi
  • Mutiara Cahaya (supermarket pertama) di pusat kota Slawi depan ruko Slawi
  • MAKO BRIGIF-4 (Markas Komando Brigade Infanteri)
  • SD (dahulu SD Putri) Negeri 4 dan 5 Slawi (peninggalan Belanda)
  • Bioskop Singa dan Rama (eks)
  • TamBun (Pertigaan Taman Bunga)

Makanan khas

Beberapa makanan khas dan kegiatan yang terkait:

  • Moci - Budaya minum teh sebagai teman ngobrol, biasanya dilakukan beramai-ramai. Teh dijarangi pada poci tanah (teh poci). kemudian dituang ke dalam cangkir dengan pemanis gula batu. Teh dalam cangkir tidak diaduk. sehingga rasa manis ditemukan pada saat isi teh dalam cangkir hampir habis. Hal ini menyebabkan cangkir terus dituangi.
  • Warteg (Warung Tegal) - Warung makan dengan menu makanan sederhana sehari-hari. Sebagian Warung Tegal dikelola oleh warga Kecamatan Dukuh Turi tepatnya dari desa Sida Purna, Sida Katon dan desa Krandon. Sekarang keberadaan warung model warteg tidak hanya di Tegal saja tetapi sudah ada di seluruh Indonesia, bahkan sudah sampai ke mancanegara (Jepang dan Australia).
  • Mendoan - Tempe goreng dilapis tepung dengan bumbu. digoreng setengah matang. Biasanya sebagai teman minum teh Poci, dihidangkan dengan kecap dicampur cabe rawit. Mendoan juga didapati di daerah Banyumas.
  • Sega Lengko - Nasi lengko adalah nasi dengan bahan pelengkap seperti tempe, tahu yang diiris dadu, toge, kol mentah, dan sambal kacang beserta kerupuk.
  • Tahu kuping - Tahu kuning yang dipotong setengah dengan arah potongan diagonal kemudia bekas potongan yang diagonal tersebut diberi adonan tepung sagu (aci dalam bahasa tegal)kemudian digoreng kenapa disebut tahu kuping karena sang tahu memiliki kuping yang terbuat dari adonan sagu tersebut.
  • Rujak Teplak dengan sambal Tapenya
  • Gemblong kocar-kacir.
  • Soto Tegal - Soto (sauto) yang dicampur tauco.
  • Kemronyos - Sate khas Tegal.
  • Kupat glabed.
  • Kupat Bongkok - kupat asal desa Bongkok.
  • Pilus makanan kecil/snack dari tepung terigu.
  • Kacang asin
  • Krupuk antor.
  • Opak Makanan bundar tipis dari singkong, enak dimakan bareng sambal.
  • Sate bebek Majir.
  • Sate blengong (perkawinan antara itik dan menthok).
  • Martabak Lebaksiu.
  • Jenang/dodol glempang
  • Nasi Ponggol Setan (PongSet)

Tempat makanan terkenal

  • Mie Semplo depan bioskop Singa
  • Soto Pusdok Cessnasari belakang PLN
  • Soto (Sauto) Sedap Malam (Talang)
  • Sate Balibul di Tuwel
  • Sate Kambing No. 4 (belakang PLN Slawi)
  • Sate Tomo
  • Sate Kambing muda Ibu Sari Lebaksiu Jl. Raya Lebaksiu
  • Bakso Kumis di Dekat Tambun
  • Rumah Makan Sari Buah Purwahamba Indah Jl. Raya Suradadi
  • Bakso Teruno di Pangkah/dekat rel kereta tebu.